A.
Biografi Sunan Kalijaga
Sunan kalijaga lahir di Tuban Jawa
Timur, beliau putra dari seorang adipati Tumenggung Wilotikto yang menjadi simbol
kerajaan besar Majapahit. Nama asli sunan Kalijaga yaitu Raden Syahid namun
pada masa mudanya diberi nama Raden Said. Putranya Wilotekto dimakamkan di
Kadilangu. kedua anaknya bernama Dewi roso wulan dan Raden Sahid. Sebelum
menjadi wali beliau termasuk Trah Majapahit, mungkin bisa menjadi raja
dikerajaan majapahit, tapi yang jelas mestinya menggantikan ayahnya di Tuban,
oleh Allah swt kok dipilih menjadi wali, padahal beliau masih keturunan darah
biru (bangsawan), kemudian beliau keluar dari istana karena digadang-gadang
untuk menggantikan menjadi seorang adipati tumenggung di Tuban, tetapi beliau
tidak mau akhirnya beliau (minggat (pergi dari rumah). Dalam peristiwa
tersebut karna belum ada tujuan tertentu seolah-olah kalau dalam versinya atau
lakonnya beliau terkenal dengan sebutan topodang atau ikut orang-orang
yang perkasa istilahnya mbajing atau begal. Dengan hal tersebut beliau diberi
nama Lokojoyo. Raden syahid pada waktu keluar dari Tuban pada akhirnya beliau
terpilih menjadi pimpinan begal.
Sunan bonang tau bahwa Raden Syahid
adalah putra dari adipati tumenggung dari Tuban, dan mungkin sudah ditebak oleh
ramalannya akan menjadi orang yang luhur (terpandang) akhirnya disadarkan
dengan pohon kolang-kaling yang bermaksut ileng-ileng tunduk dan beliau ikut
belajar pada sunan bonang akhirnya tamat menjadi murid dan di beri gelar syech
(maloyo). Beliau merasa tidak puas dalam mencari ilmu dan karena itu beliau
terus mencari ilmu-ilmu selalu belajar dengan sunan bonang (gurunya) hingga
akhirnya beliau mendapat istri dari adek ipar (sunan bonang) dan akhirnya turun
temurun sampai sekarang setelah itu beliau merasa akhirnya beliau berteman
dengan seorang calon sultan demak yaitu raden fattah yang dapat versiya itu
raden hasan. Pada waktu itu raden hasan hidupnya masih di paembang ikut dengan
ayah tiri karena ibunya, ibunya adalah seorang bangsawan majapahit yang di berikan
pada seorang bupati yang ada di Palembang setelah di beritahu ibunya akhirnya
diizinkan untuk mencari ayahanda di majapahit kemudian beliau bertemu dengan
ayahnya, untuk mengislamkan dan mendirikan kerajaan islam, di rayulah sultan
raden fatah ini dating ke ayahanda majapahit ke prabu brawijaya yang terahir,
akhirnya di beri tanah yaitu di demak, pada waktu itu demak pada waktu itu
demak memang pilihan para wali karena cita-cita wali untuk mengembangkan agama
islam karena pada masa itu majapahit masih kuat beragama hindu, maka setelah di
demak raden fattah itu sudah di namakan adipati? Waktu itu belum di namakan
adipati karena kalau adipati itu kecil tidak terkenal karena di demak banyak
sumber mata air dan juga tidak mudah di pantau oleh raja pahit, dan
perkembangan kerajaan islam setelah para wali dari kudus-jawa timur dearah
pantura di islamkan oleh para wali, banyak masyarakat beralih menjadi islam,
dengan adanya lagu (tembang ilir-ilir) itulah yang terkenal, termasuk sunan
kalijaga menciptakan lagu untuk mengislamkan dalam melaksanakan da’inya dengan
tembang. Banyak tembangnya menjurus ke agama terkenalnya yaitu lagu ilir-ilir
berani menamakan diri menjadi hadipati yang sudah lumayan kuat akhirnya di
angkat masyarakat dan wali menunjuk sultan. Mendirikan kerajaan bintoro demak,
2 wali dari Cirebon dan sunan kalijaga beliau bertanggung jawab untuk mengislamkan tanah jawa tengah dan jawa barat
dan singgahnya di Cirebon, beliau bersembunyi di desa kalijaga di pinggir kali
jadi peristiwa ini, karena untuk mengambil air wudhu di kali lalu membersihkan
orang-orang disana. Kalau pergi ke tempat sunan kalijaga “kamu ngomong sama
siapa” berbincang-bincang dengan yang menjaga kali katanya kenapa bukan sunan
jaga kali? Karena pengarh bahasa orang hindu bahasa “kawi” sama dengan bahasa
asing atau bahasa inggris, contohnya himawan (gunung), kali artinya lereng maka
terkenalnya sebagai sunan kalijaga bukan sunan jaga kali. pada saat itu jawa
barat masih beragama hindu rajanya adalah raja silih wangi (pajajaran)
B.
Dakwah Sunan Kalijaga
Dalam menyiarkan agama islam yang
dibawanya, sunan kalijaga menggunakan kesenian melalui pagelaran pewayangan
atau wayang purwa (wayang kulit) dan gamelan dengan menggunakan tembang Lir-ilir,tembang
Lir-ilir lagunya sudah terkenal bahkan sampai di Amerika. Dengan dakwah
tersebut bertujuan untuk menarik perhatian dan simpati dari masyarakat sedangkan
tembang Lir-ilir tersendiri yaitu:
Lir-ilir tandure wong sumilik
Tak ijo royo-royo
Tek sungguh temanten anyar
Cah angon cah angon
Penekna blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekna
Kanggo mbasuh dodotira
Dodotira dodotira
Kumitir bedah ing pinggir
Dondomana jrumatana
Kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Sun suraka surak hiyo
Artinya tembung “anyar” orang hindu
atau masyarakat non-muslim yang masuk agama Islam belum memiliki ilmu keislaman
sama sekali oleh sunan kalijaga diajarkan dari nol, Arti “cah angon” orang yang
berguru dengan sunan kalijaga atau santrinya, sedangkan “belimbing” ada
maksudnya bimbingan atau panutan, kata uwoh atau woh (Allah) filosofi blimbing
menpunyai 5 celah melambangkan rukun islam atau dapat juga berarti sholat
fardhu 5 waktu disuruh jrumatono nak bedahe sithik nak bedahe ombo dondomono. Sedangkan arti
mumpung padang rembulane mumpung jembar kalangane untuk sowan wes kukut
ajale atau sudah menemui waktu ajalnya
C.
Peninggalan Sunan Kalijaga
Peninggalan yang masih terjaga
sampai saat ini yaitu pusaka pribadi antara lain, pakaian (busana/ageman) atau
pusaka (onto kusumo), pusaka tersebut merupakan alat peninggalan beliau yang
utama. Sedangkan peninggalan yang lain dari tatal (kayu) masjid agung Demak buatan Sunan Kalijaga
terbuat atas tiang yang ditata dan ditali menggunakan rumput (lawatan)
filosofinya menggunakan sholawatan dengan menabuh gamelan diiringi lelagon seperti
lagu dandang gula, gambuh dan lain-lain yang isinya semuanya tentang pendidikan
Islam yang dilaksanakan dialun-alun setiap tanggal 10 bulan haji setelah sholat
idul adha dilaksanakan tradisi grebeg
besar yang masih dilestarikan sampai sekarang, dan sekarang gending-gending
tersebut ada sebagian yang diwariskan di kraton Solo-Yogyakarta dinamakan:
1.
Gamelan
Guntur (geludug madu)
2.
Gamelan
udan (arum) yaitu hujan yang harum
Selain itu terdapat gentong tempat padasan
air wudhu yang awal mulanya air itu berasal dari kali Cirebon yang sudah
dibersihkan dan diambil oleh mbah sunan untuk wudhu dan diisikan pada gentong,
dan sekarang berada disebelah makam sunan kalijogo terdapat gentong yang berisi
air yang diminum oleh para peziarah untuk ngalap berkah dari mbah sunan.
D.
Biografi Juru Kunci
Dari wawancara diatas kelompok kami
mencari informasi dengan melakukan observasi langsung dengan juru kunci dipeziarahan
sunan kalijaga di Desa Kadilangu.
1.
Nama:
Bapak R. Prayitno Pk
Ttl:
Demak, 27 juli 1937
Alamat: kadilangu Bintoro Demak
Umur: 80
Beliau merupakan kakak dari:
2.
Nama:
Bapak Basuki
Ttl:
Demak, 5 November 1942
Alamat:
kadilangu Bintoro Demak
Umur: 75
Tidak ada komentar:
Posting Komentar