Senin, 03 Desember 2018

Sejarah Sunan Kalijaga



   A.     Biografi Sunan Kalijaga
Sunan kalijaga lahir di Tuban Jawa Timur, beliau putra dari seorang adipati Tumenggung Wilotikto yang menjadi simbol kerajaan besar Majapahit. Nama asli sunan Kalijaga yaitu Raden Syahid namun pada masa mudanya diberi nama Raden Said. Putranya Wilotekto dimakamkan di Kadilangu. kedua anaknya bernama Dewi roso wulan dan Raden Sahid. Sebelum menjadi wali beliau termasuk Trah Majapahit, mungkin bisa menjadi raja dikerajaan majapahit, tapi yang jelas mestinya menggantikan ayahnya di Tuban, oleh Allah swt kok dipilih menjadi wali, padahal beliau masih keturunan darah biru (bangsawan), kemudian beliau keluar dari istana karena digadang-gadang untuk menggantikan menjadi seorang adipati tumenggung di Tuban, tetapi beliau tidak mau akhirnya beliau (minggat (pergi dari rumah). Dalam peristiwa tersebut karna belum ada tujuan tertentu seolah-olah kalau dalam versinya atau lakonnya beliau terkenal dengan sebutan topodang atau ikut orang-orang yang perkasa istilahnya mbajing atau begal. Dengan hal tersebut beliau diberi nama Lokojoyo. Raden syahid pada waktu keluar dari Tuban pada akhirnya beliau terpilih menjadi pimpinan begal.
Sunan bonang tau bahwa Raden Syahid adalah putra dari adipati tumenggung dari Tuban, dan mungkin sudah ditebak oleh ramalannya akan menjadi orang yang luhur (terpandang) akhirnya disadarkan dengan pohon kolang-kaling yang bermaksut ileng-ileng tunduk dan beliau ikut belajar pada sunan bonang akhirnya tamat menjadi murid dan di beri gelar syech (maloyo). Beliau merasa tidak puas dalam mencari ilmu dan karena itu beliau terus mencari ilmu-ilmu selalu belajar dengan sunan bonang (gurunya) hingga akhirnya beliau mendapat istri dari adek ipar (sunan bonang) dan akhirnya turun temurun sampai sekarang setelah itu beliau merasa akhirnya beliau berteman dengan seorang calon sultan demak yaitu raden fattah yang dapat versiya itu raden hasan. Pada waktu itu raden hasan hidupnya masih di paembang ikut dengan ayah tiri karena ibunya, ibunya adalah seorang bangsawan majapahit yang di berikan pada seorang bupati yang ada di Palembang setelah di beritahu ibunya akhirnya diizinkan untuk mencari ayahanda di majapahit kemudian beliau bertemu dengan ayahnya, untuk mengislamkan dan mendirikan kerajaan islam, di rayulah sultan raden fatah ini dating ke ayahanda majapahit ke prabu brawijaya yang terahir, akhirnya di beri tanah yaitu di demak, pada waktu itu demak pada waktu itu demak memang pilihan para wali karena cita-cita wali untuk mengembangkan agama islam karena pada masa itu majapahit masih kuat beragama hindu, maka setelah di demak raden fattah itu sudah di namakan adipati? Waktu itu belum di namakan adipati karena kalau adipati itu kecil tidak terkenal karena di demak banyak sumber mata air dan juga tidak mudah di pantau oleh raja pahit, dan perkembangan kerajaan islam setelah para wali dari kudus-jawa timur dearah pantura di islamkan oleh para wali, banyak masyarakat beralih menjadi islam, dengan adanya lagu (tembang ilir-ilir) itulah yang terkenal, termasuk sunan kalijaga menciptakan lagu untuk mengislamkan dalam melaksanakan da’inya dengan tembang. Banyak tembangnya menjurus ke agama terkenalnya yaitu lagu ilir-ilir berani menamakan diri menjadi hadipati yang sudah lumayan kuat akhirnya di angkat masyarakat dan wali menunjuk sultan. Mendirikan kerajaan bintoro demak, 2 wali dari Cirebon dan sunan kalijaga beliau bertanggung jawab untuk  mengislamkan tanah jawa tengah dan jawa barat dan singgahnya di Cirebon, beliau bersembunyi di desa kalijaga di pinggir kali jadi peristiwa ini, karena untuk mengambil air wudhu di kali lalu membersihkan orang-orang disana. Kalau pergi ke tempat sunan kalijaga “kamu ngomong sama siapa” berbincang-bincang dengan yang menjaga kali katanya kenapa bukan sunan jaga kali? Karena pengarh bahasa orang hindu bahasa “kawi” sama dengan bahasa asing atau bahasa inggris, contohnya himawan (gunung), kali artinya lereng maka terkenalnya sebagai sunan kalijaga bukan sunan jaga kali. pada saat itu jawa barat masih beragama hindu rajanya adalah raja silih wangi  (pajajaran)

   B.     Dakwah Sunan Kalijaga
Dalam menyiarkan agama islam yang dibawanya, sunan kalijaga menggunakan kesenian melalui pagelaran pewayangan atau wayang purwa (wayang kulit) dan gamelan dengan menggunakan tembang Lir-ilir,tembang Lir-ilir lagunya sudah terkenal bahkan sampai di Amerika. Dengan dakwah tersebut bertujuan untuk menarik perhatian dan simpati dari masyarakat sedangkan tembang Lir-ilir tersendiri yaitu:
Lir-ilir tandure wong sumilik
Tak ijo royo-royo
Tek sungguh temanten anyar
Cah angon cah angon
Penekna blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekna
Kanggo mbasuh dodotira
Dodotira dodotira
Kumitir bedah ing pinggir
Dondomana jrumatana
Kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Sun suraka surak hiyo
Artinya tembung “anyar” orang hindu atau masyarakat non-muslim yang masuk agama Islam belum memiliki ilmu keislaman sama sekali oleh sunan kalijaga diajarkan dari nol, Arti “cah angon” orang yang berguru dengan sunan kalijaga atau santrinya, sedangkan “belimbing” ada maksudnya bimbingan atau panutan, kata uwoh atau woh (Allah) filosofi blimbing menpunyai 5 celah melambangkan rukun islam atau dapat juga berarti sholat fardhu 5 waktu disuruh jrumatono nak bedahe sithik nak  bedahe ombo dondomono. Sedangkan arti mumpung padang rembulane mumpung jembar kalangane untuk sowan wes kukut ajale atau sudah menemui waktu ajalnya
  C.    Peninggalan Sunan Kalijaga
Peninggalan yang masih terjaga sampai saat ini yaitu pusaka pribadi antara lain, pakaian (busana/ageman) atau pusaka (onto kusumo), pusaka tersebut merupakan alat peninggalan beliau yang utama. Sedangkan peninggalan yang lain dari tatal (kayu)  masjid agung Demak buatan Sunan Kalijaga terbuat atas tiang yang ditata dan ditali menggunakan rumput (lawatan) filosofinya menggunakan sholawatan dengan menabuh gamelan diiringi lelagon seperti lagu dandang gula, gambuh dan lain-lain yang isinya semuanya tentang pendidikan Islam yang dilaksanakan dialun-alun setiap tanggal 10 bulan haji setelah sholat idul adha dilaksanakan tradisi  grebeg besar yang masih dilestarikan sampai sekarang, dan sekarang gending-gending tersebut ada sebagian yang diwariskan di kraton Solo-Yogyakarta dinamakan:
1.   Gamelan Guntur (geludug madu)
2.   Gamelan udan (arum) yaitu hujan yang harum
Selain itu terdapat gentong tempat padasan air wudhu yang awal mulanya air itu berasal dari kali Cirebon yang sudah dibersihkan dan diambil oleh mbah sunan untuk wudhu dan diisikan pada gentong, dan sekarang berada disebelah makam sunan kalijogo terdapat gentong yang berisi air yang diminum oleh para peziarah untuk ngalap berkah dari mbah sunan.
   D.    Biografi Juru Kunci
Dari wawancara diatas kelompok kami mencari informasi dengan melakukan observasi langsung dengan juru kunci dipeziarahan sunan kalijaga di Desa Kadilangu.
1.      Nama: Bapak R. Prayitno Pk
Ttl: Demak, 27 juli 1937
Alamat: kadilangu Bintoro Demak
Umur: 80
Beliau merupakan kakak dari:
2.      Nama: Bapak Basuki
Ttl: Demak, 5 November 1942
Alamat: kadilangu Bintoro Demak
Umur: 75

Tidak ada komentar:

Posting Komentar