Senin, 03 Desember 2018

Iman



TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN IMAN

Maksud dari tanggung jawab pendidikan iman adalah mengikat anak dengan dasar – dasar keimanan, rukun Islam, dan dasar-dasar syariat semenjak anak sudah mengerti dan memahami. Yang dimaksud dasa-dasar keimanan adalah segal sesuatu yang ditetapkan melalui pemberitaan yang benar akan hakikat keimanan, perkara-perkara ghaib, seperti iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab samawiyah, semua rasul, pertanyaan dua malaikat di dalam kubur, azab kubur, kebangkitan, hisab, surge, neraka, dan semua perkara ghaib.
Seorang pendidik wajib untuk mengajarkan anak akan pedoman-pedoman berupa pendidikan keimanan semenjak pertumbuhannya. Dia juga diharuskan untuk mengajarkan fondasi-fondasi berupa ajaran-ajaran Islam. Sehingga anak akan terikat dengan agama Islam secara akidah dan ibadah, disamping penerapan metode dan aturan. Dia tidak mengetahui lagi setelah adanya pengarahan dan pendidikan ini kecuali menjadikan Islam sebagai agamanya, Al-Qur’an sebagai penuntunnya, dan Rasulullah sebagai pemimpin dan panutannya.
1.    Membuka Kehidupan Anak dengan Kalimat Tauhid La ilaha illallah
Sebagaimana  yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Ibnu Abbas bahwa Nabi SAW bersabda:


“Bukanlah untuk anak-anak kalian pertama kalinya dengan kalimat La ilaha illallah (tiada sesembahan yang hak kecuali Allah)”.
Faedah dari perintah ini adalah agar kalimat tauhid itu dan syiar masuknya seseorang ke dalam agama Islam menjadi yang pertama kali didengar, diucapkan, dan lafal yang pertama kali diingat oleh anak. Pada pembahasan ahkamul maulud, dijelaskan tentang sunnahnya mengumandangkan adzan pada telinga kanan anak dan mengiqomahinya pada telinga kirinya. Tidak diragukan lagi bahwa perbuatan ini memiliki pengaruh besar di dalam mengajarkan anak dasar akidah dan prinsip tauhid dan keimanan.
2.    Mengajarkannya Masalah Halal dan Haram Setelah Ia Berakal
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Al-Mundzir dari hadits Ibnu Abbas bahwa beliau berkata:

“Ajarkanlah mereka untuk taat kepada Allah dan takut berbuat maksiat kepada-Nya,serta serulah anak-anak kamu untuk mentaati perintah-perintah dan menjauhi larangan –larangan. Karena hal itu akan memelihara mereka dan kamu dari api neraka”.
Faedah dari peritah ini adalah agar seorang anak ketika membuka kedua mata dan tumbuh besar, ia telah mengetahui perintah-perintah Allah sehingga ia bersegera melaksanakannya. Ia juga mengenal larangan-larangan Allah sehingga bersegera menjauhinya. Dan saat anak sudah semakin paham akan hukum-hukum halal dan haram dan semakin terikat sejak dini dengan hukum-hukum syariat, maka ia akan mengenal Islam sebagai hukum dan konsep.
   3.      Memerintahkannya untuk Beribadah Saat Umurnya Tujuh Tahun  
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dan Abu Dawud dari hadits Ibnu Amru bin Al-Ash bahwa Rasulullah SAW bersabda:





“Perintahkan anak-anak kamu melaksanakan shalat pada usia tujuh tahun, dan disaat mereka telah berusia sepuluh tahun pukullah nereka jika tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah tempat tidurnya”.
Diqiyaskan sebagaimana perintah shalat, hendaknya juga membiasakan anak melakukan puasa jika dirasa anak telah mampu, dan haji jika orang tuanya mampu.
            Faedah perintah ini adalah agar anak mau mempelajari hukum-hukum ibadah ini sejak tumbuh dewasanya serta akan terbiasa melaksanakan dan menegakkannya. Selain itu, juga agar ia terdidik untuk taat kepada Allah, melaksanakan hak-Nya, berpegang teguh kepada-Nya. Di samping itu, agar dengan ibadah ini anak-anak bisa  terjaga kesucian rohaninya, kesehatanfisiknya, kebaikan akhlaknya, serta lurusnya perkataan dan perbuatannya.
   4.      Mendidiknya untuk Cinta kepada Nabi, keluarganya, dan Cinta Membaca Al-Qur’an
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari Ali bin Abi Thalib bahwa Nabi bersabda:



“Didiklah anak-anak kamu atas tiga hal, mencintai Nabi kamu, mencintai ahli baitnya, dan membaca Al-Qur’an karena orang yang mengamalkan Al-Qur’an nanti akan mendapat naungan Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali dari-Nya bersama para nabi dan orang-orang yan suci”.
Yang berkaitan dengan hal ini juga mempelajari seni berperang Rasulullah SAW perjalanan hidup para sahabat, karakteristik para pemimpin agung (dalam sejarah), dan peperangan-peperangan dahsyat yang terjadi di sepanjang sejarah.
Faedah dari perintah ini adalah agar anak mau meneladani perjalanan hidup para pendahulu, baik pergerakannya, kepahlawanannya, maupun peperangannya. Dan agar anak semakin terikat dengan sejarah, baik perasaan, kejayaan, maupun kebanggaan mereka. Selain itu juga agar anak semakin terikat dengan Al-Qur’an Al-Karim, baik rohani, konsep, maupun bacaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar