TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN IMAN
Maksud dari tanggung jawab pendidikan iman adalah mengikat anak
dengan dasar – dasar keimanan, rukun Islam, dan dasar-dasar syariat semenjak
anak sudah mengerti dan memahami. Yang dimaksud dasa-dasar keimanan adalah
segal sesuatu yang ditetapkan melalui pemberitaan yang benar akan hakikat
keimanan, perkara-perkara ghaib, seperti iman kepada Allah, malaikat,
kitab-kitab samawiyah, semua rasul, pertanyaan dua malaikat di dalam kubur,
azab kubur, kebangkitan, hisab, surge, neraka, dan semua perkara ghaib.
Seorang pendidik wajib untuk mengajarkan anak akan pedoman-pedoman
berupa pendidikan keimanan semenjak pertumbuhannya. Dia juga diharuskan untuk
mengajarkan fondasi-fondasi berupa ajaran-ajaran Islam. Sehingga anak akan
terikat dengan agama Islam secara akidah dan ibadah, disamping penerapan metode
dan aturan. Dia tidak mengetahui lagi setelah adanya pengarahan dan pendidikan
ini kecuali menjadikan Islam sebagai agamanya, Al-Qur’an sebagai penuntunnya,
dan Rasulullah sebagai pemimpin dan panutannya.
1.
Membuka
Kehidupan Anak dengan Kalimat Tauhid La ilaha illallah
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Ibnu
Abbas bahwa Nabi SAW bersabda:
“Bukanlah untuk anak-anak kalian pertama kalinya dengan kalimat La
ilaha illallah (tiada sesembahan yang hak kecuali Allah)”.
Faedah dari perintah ini adalah agar kalimat tauhid itu dan syiar
masuknya seseorang ke dalam agama Islam menjadi yang pertama kali didengar,
diucapkan, dan lafal yang pertama kali diingat oleh anak. Pada pembahasan
ahkamul maulud, dijelaskan tentang sunnahnya mengumandangkan adzan pada telinga
kanan anak dan mengiqomahinya pada telinga kirinya. Tidak diragukan lagi bahwa
perbuatan ini memiliki pengaruh besar di dalam mengajarkan anak dasar akidah
dan prinsip tauhid dan keimanan.
2.
Mengajarkannya Masalah Halal dan Haram Setelah Ia Berakal
Sebagaimana
yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Al-Mundzir dari hadits Ibnu Abbas
bahwa beliau berkata:
“Ajarkanlah
mereka untuk taat kepada Allah dan takut berbuat maksiat kepada-Nya,serta
serulah anak-anak kamu untuk mentaati perintah-perintah dan menjauhi larangan
–larangan. Karena hal itu akan memelihara mereka dan kamu dari api neraka”.
Faedah dari
peritah ini adalah agar seorang anak ketika membuka kedua mata dan tumbuh
besar, ia telah mengetahui perintah-perintah Allah sehingga ia bersegera
melaksanakannya. Ia juga mengenal larangan-larangan Allah sehingga bersegera
menjauhinya. Dan saat anak sudah semakin paham akan hukum-hukum halal dan haram
dan semakin terikat sejak dini dengan hukum-hukum syariat, maka ia akan mengenal
Islam sebagai hukum dan konsep.
3.
Memerintahkannya untuk Beribadah Saat Umurnya Tujuh Tahun
Sebagaimana
yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dan Abu Dawud dari hadits Ibnu Amru bin Al-Ash
bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Perintahkan anak-anak kamu melaksanakan shalat pada usia tujuh
tahun, dan disaat mereka telah berusia sepuluh tahun pukullah nereka jika tidak
melaksanakannya, dan pisahkanlah tempat tidurnya”.
Diqiyaskan
sebagaimana perintah shalat, hendaknya juga membiasakan anak melakukan puasa jika
dirasa anak telah mampu, dan haji jika orang tuanya mampu.
Faedah perintah
ini adalah agar anak mau mempelajari hukum-hukum ibadah ini sejak tumbuh
dewasanya serta akan terbiasa melaksanakan dan menegakkannya. Selain itu, juga
agar ia terdidik untuk taat kepada Allah, melaksanakan hak-Nya, berpegang teguh
kepada-Nya. Di samping itu, agar dengan ibadah ini anak-anak bisa terjaga kesucian rohaninya, kesehatanfisiknya,
kebaikan akhlaknya, serta lurusnya perkataan dan perbuatannya.
4.
Mendidiknya untuk Cinta kepada Nabi, keluarganya, dan Cinta Membaca
Al-Qur’an
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari Ali bin Abi
Thalib bahwa Nabi bersabda:
“Didiklah anak-anak kamu atas tiga hal, mencintai Nabi kamu,
mencintai ahli baitnya, dan membaca Al-Qur’an karena orang yang mengamalkan
Al-Qur’an nanti akan mendapat naungan Allah pada hari ketika tidak ada naungan
kecuali dari-Nya bersama para nabi dan orang-orang yan suci”.
Yang berkaitan dengan hal ini juga
mempelajari seni berperang Rasulullah SAW perjalanan hidup para sahabat,
karakteristik para pemimpin agung (dalam sejarah), dan peperangan-peperangan
dahsyat yang terjadi di sepanjang sejarah.
Faedah dari perintah ini adalah agar
anak mau meneladani perjalanan hidup para pendahulu, baik pergerakannya,
kepahlawanannya, maupun peperangannya. Dan agar anak semakin terikat dengan
sejarah, baik perasaan, kejayaan, maupun kebanggaan mereka. Selain itu juga
agar anak semakin terikat dengan Al-Qur’an Al-Karim, baik rohani, konsep,
maupun bacaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar