Senin, 03 Desember 2018

Pendidikan Agama Islam di Sekolah



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan agama Islam merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional Indonesia. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 20003 tentang sistem Pendidikan Nasional, pada bab 1 tentang ketentuan umum pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar  dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu pembelajaran agama dimulai sejak dini  sangat perlu untuk menciptakan generasi yang sholih, alim, dan terampil.[1]
Pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar untuk mewujudkan

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apa hakikat pembelajaran agama Islam di sekolah dasar?
2.      Bagaimana pembelajaran agama Islam pada siswa sekolah dasar?
3.      Apa peran guru agama Islam?

C.    Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut, maka penulis mempunyai tujuan penulisan sebagi berikut:
1.      untuk mengetahui hakikat pembelajaran agama Islam di sekolah dasar,
2.      untuk mengetahui pembelajaran agama Islam pada siswa sekolah dasar, dan
3.      untuk mengetahui peran guru agama Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

   A.    Hakikat Pembelajaran Agama Islam di Sekolah Dasar
1.      Pengertian Pembelajaran Agama Islam
Pembelajaran adalah cara, proses, perbuatan mempelajari sesuatu dan subjek pembelajaranya itu peserta didik dengan dialog interaktif.[2] Pembelajaran juga diartikan sebagai suatu kegiatan (baca: belajar dan mengajar) yang dilakukan guru atau instruktur terhadap siswa dalam mencapai tujuan yang diharapkan dengan baik.[3] Dalam pendidikan agama siswa diajari untuk memahami, menghayati, meyakini, mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT. Menurut Muhaimin, Pendididkan agama Islam yang diajarkan di sekolah dimulai dari tahapan kognisi, kemudian menuju tahapan afeksi, selanjutnya tahapan psikomotorik, yaitu pengamalan ajaran Islam oleh peserta didik.[4]
2.      Tujuan Pembelajaran Agama
Pendidik atau pembelajaran agama di sekolah memiliki tujuan yaitu: anak memahami, terampil, melaksanakan ajaran agama dalamkehidupan sehari-hari, dan menjadi orang beriman, yang memiliki landasan iman yang benar.[5] Contoh dalam pembelajaran shalat sebagai berikut:
a.       Mengetahui definisi shalat, syarat, dan rukun shaat.
b.      Terampil melaksanakan shalat.
c.       Melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun tujuan pendidikan agama Islam  untuk tingkat sekolah dasar, yaitu:
a.       Penanaman rasa (rohani) agama kepada peserta didik.
b.      Menanamkan perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
c.       Memperkenalkan ajaran islam seperti rukun Islam, dan rukun iman.
d.      Membiasakan dan melatih anak-anak praktek ibadah, contohnya: shalat dan puasa.
e.       Membiasakan berakhlak mulia.[6]
3.      Metode Pembelajaran Agama
a.       Metode Ceramah
 yaitu suatu metode pembelajaran melalui cara penuturan dengan lisan.[7] Dengan tiga langkah yaitu pembukaan, penyajian, mengakhiri atau penutupan, dan tidak memerlukan peralatan hanya saja dengan suara guru dan juga tidak rumit.[8]
b.      Metode Tanya Jawab
yaitu respon atau tanggapan dari materi yang dibahas.[9] Misalnya guru bertanya, peserta didik menjawab atau peserta didik bertanya, guru menjawab.[10]
c.       Metode Diskusi
yaitu cara pembelajaran untuk memecahkan masalah dengan cara bertukar pendapat yang dilakukan oleh sejumlah siswa dalam kelompok.[11] Sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125, yang berbunyi: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah  dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” [12]
d.       Metode Demonstrasi
yaitu suatu pembelajaran dengan cara memperagakan atau pertunjukan, praktek agar mudah dipahami oleh peserta didik.
e.       Metode Karyawisata
yaitu kunjungan ke suatu tempat untuk memperluas wawasan dan pengalaman yang nyata.
f.       Metode Pemberian Tugas
yaitu suatu pembelajaran yang diberikan guru kepada peserta didik tergantung pada tujuan yang akan dicapai.[13]  
g.      Metode Eksperimen
yaitu suatu pembelajaran dengan cara percobaan untuk mengungkap kebenaran. Seperti, shalat, puasa, haji.[14]
4.      Komitmen Siswa Terhadap Agama
Akidah (keyakinan, kepercayaan, manusia terhadap ketuhanan), dan  merupakan fondasi yang mendasari seluruh amal bagi seorang muslim.
Tolok ukur dan komitmen agama Islam adalah keyakinan hati kepada Allah Swt, Rasulullah Muhammad Saw sebagai Rosul dan Nabi terakhir. Menurut Al-Utsaimin, pengertian iman yaitu: “diyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan”. Contoh: Pengamalan adalah shalat lima waktu.[15]




   B.     Pembelajaran Agama pada Siswa Sekolah Dasar
1.      Kemampuan Dasar Agama
Kemampuan dalam menguaraikan ajaran Islam melalui lima unsur pokok yaitu; al-Qur’an, keimanan, akhlak, fikih, dan bimbingan ibadah yang meliputi:
a.       Siswa mampu mengamalkan ibadah.
b.      Mengenal al-Qur’an.
c.       Berakhlak mulia.
d.      Paham sejarah kehidupan Nabi atau Rosul masa kecil.
e.       Mengenal cara baca al-Qur’an.[16]
2.      Membangun mental anak
Menurut Zakiyah Darajat, agama Islam telah memberikan petunjuk kepada para pendidik, terutama orang tua untuk membentuk dan membina setiap dimensi manusia, terutama anak yang harus dikembangkan secara seimbang, serasi dan terarah, agar pertumbuhan dan perkembangan manusia sehat dan baik. Keserasian dan keseimbangan tersebut, antara lain adalah keseimbangan antara fisik dan mental.[17] Dalam pendidikan Islam, tujuan pendidikan fisik adalah:
a.       Menjadikan manusia yang kuat, sehat dengan melakukan olahraga yang bertujuan membina fisik dan sehat dalam lingkup pembinaan kepribadian yang seimbang dan serasi sebagai pengabdian kepada Allah SWT. Seperti halnya menciptakan pertumbuhan emosi, penyesuaian diri dengan orang lain disekelilingnya dan menumbuhkan rasa cinta pada orang lain.
b.      Dalam pendidikan Islam dianjurkan agar anak diberikan pengetahuan dan pengalaman olahraga juga yang bervariasi, sportif, kerja sama.[18] Seperti, menanamkan rasa kejujuran, keadilan dan persamaan.
Menurut al-Quran surat Luqman ayat 12, materi yang diberikan kepada anaknya, yaitu sebagai berikut.
a.       Pendidikan ketauhidan, yaitu anak-anak dibimbing agar percaya pada Allah.
b.      Pendidikan akhlak, yaitu anak-anak harus memiliki sifat terpuji. Mencakup kepada orang tua dan masyarakat.
c.       Pendidikan shalat, yaitu anak-anak harus mengerjakan shalat sebagai tanda ketaatan kepada Allah.
d.      Pendidikan amar ma’ruf nahi munkar, yaitu anak-anak harus bersifat baik dalam kehidupan.
e.       Pendidikan ketabahan dan kesabaran.[19]

   C.    Peran Guru Agama Islam
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau menerima atau menggunakannya secara konstruktif maka telah mengurangi keefektifan pembelajaran. Peran dan fungsi ini patut dipahami, dan tak perlu menjadi beban yang memberatkan sehinggga dengan ketrampilan dan kerendahan hati akan memperkaya arti pembelajaran.[20] Ada beberapa peran, antara lain:
1.      Sebagai pengajar (menjadi guru profesional, cinta kepada peserta didik dengan mengajarkan akhlak mulia).
2.      Sebagai pembimbing (seorang guru harus siap untuk membantu peserta didik dalam mengenal sesuatu dan membantu memecahkan kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik). Seperti membimbing dalam gerakan shalat.
3.      Sebagai pemimpin (berperan untuk merencanakan pembelajaran agar anak mudah melakukan kegiatann belajar). Atau sebagai pengarah yang mampu menjadi suri tauladan peserta didik, baik dalam tutur kata, perbuatan. Dan guru harus menyadari bahwa kemampuan peserta didik tidaklah sama. Yaitu tingkat kecerdasan dan akhlak mereka pun berbeda-beda.
4.      Sebagai pribadi, semua guru dalam sekolah harus menjadi suri tauladan dan berusaha menerapkan sikap jujur, sabar, karena pendidikan merupakan suatu proses yang memerlukan waktu yang sangat panjang. Berusaha wajib menarik perkataan yang salah tadi dan membenarkannya.[21]











BAB III
PENUTUP

   A.    Simpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Pendidikan atau pembelajaran agama secara umum adalah upaya untuk menciptakan siswa dalam memahami, meyakini, dan mengamalkan ajaran islam. Tentu saja pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kelas menggunakan metode, teknik, strategi pembelajaran pun berbeda-beda. Antara lain teknik ceramah, Tanya jawab, diskusi, penugasan, demonstrasi, atau eksperimen, kerja kelompok, sosiodrama, dan karyawisata. Dengan tujuan agar siswa dapat membiasakan berakhlak mulia, menjadi pribadi yang imannya benar, dan melatih siswa dalam mengamalkan ajaran Islam  dalam kehidupan.
2.      Kemampuan dalam menguaraikan ajaran Islam melalui lima unsur pokok  yaitu: al-Qur’an, keimanan, akhlak, fikih, dan bimbinan ibadah. Menurut al-Quran surat Luqman ayat 12 yaitu  pendidikan ketauhidan, pendidikan akhlak, pendidikan shalat, pendidikan amar ma’ruf nahi munkar ketabaan dan kesabaran.
3.       Peranan guru agama Islam yaitu sebagai guru profesional, menjadi uswah atau suri tauladan pembimbing, dan pemimpin.

   B.     Saran
Hendaknya guru dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam menggunakan metode mengajar yang bervariasi dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan agar kegiatan pembelajaran menyenangkan dan menjadikan siswa aktif sehingga hasil belajar Pendidikan Agama Islam bisa maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016.

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: Prenada Media Group, 2015.

Didi Supriadie & Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012.

Hamdani Hamid & Beni Amhad Saeban, Pendidikan Karakter Islam, Bandung, CV. Pustaka Setia, 2013.

Imam Cahyadi, El-HIKMAH, Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Akhlak Siswa di SMP NEGERI 2 GUNUNGSARI, Volume 6, Nomor 2, Desember 2012, diakses dari http://download.portalgaruda.org/article. pada tanggal 5 desember 2017.

Mulyono, Strategi Pembelajaran, UIN Maliki Press, Malang, 2012.


[1] Hamdani Hamid & Beni Ahmad Saeban,Pendidikan Karakter Islam, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm. 180
[2]Agus Suprijono, Cooperative Learning, Pustaka Pelajar,Yogyakarta, 2016, hlm. 13
[3]DidiSupriadi & Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, PT. Remaja RosdaKarya, Bandung, 2012, hlm. 131
[4] Ahmad susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, Prenada Media Group,2015, hlm. 276
[5] Ibid., hlm. 278                                                                                                           
[6] Ibid., hlm. 281
[7]DidiSupriadi & Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, PT. Remaja RosdaKarya, Bandung, 2012, hlm. 136
[8] Mulyono, Strategi Pembelajaran, UIN Maliki Press, Malang, 2012, hlm. 82
[9] Ahmad susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, Prenada Media Group, Jakarta, 2015, hlm. 285
[10] Mulyono, Strategi Pembelajaran, UIN Maliki Press, Malang, 2012, hlm. 104
[11] DidiSupriadi & Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, PT. Remaja RosdaKarya, Bandung, 2012, hlm. 140
[12] Ahmad susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, Prenada Media Group, Jakarta, 2015, hlm. 286 
[13] Mulyono, Strategi Pembelajaran, UIN Maliki Press, Malang, 2012, hlm. 103
[14] Opcit., DidiSupriadi & Deni Darmawan. hlm. 142-148
[15] Opcit., Ahmad susanto. hlm. 291
[16] Ahmad susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, Prenada Media Group,2015, hlm. 278
[17] Hamdani Hamid & Beni Amhad Saeban, Pendidikan Karakter Islam,CV. Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm. 184
[18] Ibid., hlm. 185
[19] Hamdani Hamid & Beni Amhad Saeban, Pendidikan Karakter Islam,CV. Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.194
[20] Imam Cahyadi,EL-HIKAM, Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Akhlak Siswa DI SMP NEGERI 2 GUNUNGSARI, Volume 6, Nomor 2, Desember 2012, diakses dari http://download.portalgaruda.org/article.php, pada taggal 5 desember 2017
[21] Didi Supriadie & Deni Darmawan, KomunikasiPembelajaran, PT. Remaja RosdaKarya, Bandung, 2012. hlm. 84

Tidak ada komentar:

Posting Komentar