Senin, 03 Desember 2018

Romantisme Rasulullah

Perdagangan Rosululloh Menggunakan Harta Sayyidah Khodijah
&
Pernikahan Mereka
Sayyidah Khodijah – seperti yang diriwayatkan oleh ibnu atsir dan ibnu hisyam - ialah seorang wanita pedagang yang terhormat dan dan kaya raya, beliau menyewa para lelaki untuk mengelola hartanya juga beliau menggunakan sistem bagi hasil dengan mereka dengan upah dari harta tersebut. dikala beliau mendengar tentang kejujuran perkataan rosululloh, besarnya amanah, dan terpujinya akhlaq beliau, sayyidah Khodijah mengirimkan tawaran kepada rosululloh untuk berdagang ke syam ditemani budaknya yang bernama Maisaroh ( nama seorang laki – laki ) menggunakan hartanya, dan sayyidah Khodijah juga memberi rosululloh hal yang sangat berharga yang tak pernah beliau berikan kepada selain rosululloh, dan Muhammad SAW menerima tawaran ini, kemudian beliau pergi ke Syam ditemani  Maisaroh mengelola harta sayyidah Khodijah. dalam perjalanan ini rosululloh mendapatkan taufiq lebih banyak dibanding pejalanan – perjalanan yang lain. dan rosululloh kembali menemui sayyidah Khodijah dengan membawa keuntungan – keuntungan yang berlipat ganda, kemudian rosululloh menyerahkan kepada sayyidah Khodijah apa yang menjadi tanggung jawab beliau dengan penuh amanah dan kemulyaan yang besar. dan Maisaroh menemukan dari keistimewaan – keistimewaan rosululloh dan besarnya akhlaq beliau hal yang memenuhi relung hatinya karena takjub dan kagum terhadap beliau, lalu Maisaroh menceritakan hal tersebut kepada sayyidah Khodijah.
Kemudian sayyidah Khodijah kagum dengan kuatnya amanah beliau, mungkin beliau takjub karena berkah yang diperolehnya sebab rosululloh. kemudian beliau menawari rosululloh untuk mempersuntingnya lewat perantara temannya yang bernama Nafisah binti munayyah, lalu rosululloh menyetujuinya dan mengatakan hal tersebut kepada paman – pamannya, kemudian paman – paman beliau melamar sayyidah Khodijah untuk rosululloh lewat ‘Amr bin Asad, dan rosululloh menikah dengan sayyidah Khodijah pada usia 25 tahun dan sayyidah Khodijah usia 40 tahun.
Sebelum menjadi istri rosululloh, sayyidah Khodijah pernah menikah dengan dua pria, yang pertama ‘Atiiq bin ‘Aidz attamimii, lalu digantikan Abu Halah attamimii yang bernama Hindun bin Zuroroh.

Ø  Beberapa Pelajaran dan Nasihat
Adapun yang dilakukan rosululloh dalam mengelola harta sayyidah Khodijah ialah bertahan karena kehidupan yang keras yang beliau mulai dengan mengembala kambing, dan kita sudah menjelaskan sisi hikmah dan pelajaran yang berhubungan dengan hal tersebut.
Adapun kehormatan dan kedudukan sayyidah khodijah dalam kehidupan rosululloh SAW mempunyai tempat yang mulya disisi rosululloh SAW sepanjang hidupnya. dan ditetapkan dalam hadits shohihain ( bukhori dan muslim ) bahwasannya beliau ( sayyidah Khodijah ) adalah paling baiknya wanita pada zaman beliau ( sayyidah Khodijah ) secara muthlak.
Imam Bukhori dan imam Muslim meriwayatkan bahwa sayyidina ‘Ali karromallohu wajhah mendengar rosululloh SAW bersabda : [1]   " خَيْرُ نِسَاءِهَا مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ وَخَيْرُ نِسَاءِهَا خَدِيْجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِد " ( sebaik - baiknya wanita langit adalah Maryam binti ‘Imron dan sebaik – baiknya wanita bumi adalah Khodijah binti Khuwailid ).
Imam Bukhori dan imam Muslim juga meriwayatkan dari sayyidah ‘Aisyah bahwa beliau berkata : “ Aku tidak pernah cemburu terhadap istri – istri rosululloh kecuali Khodijah, padahal aku tidak pernah tau beliau “
Sayyidah ‘Aisyah berkata : ketika rosululloh menyembelih kambing beliau berkata : kirimllah saudara – saudara Khodijah kambing( yang disembelih), sayyidah ‘Aisyah berkata: lalu pada suatu hari aku membuat marah rosululloh lalu aku berkata: Khodijah ! kemudian rosululloh SAW berkata: Aku telah diberi rizki mencintainya.
Imam Ahmad dan Imam Thobroni meriwayatkan lewat jalur masruq dari sayyidah ‘Aisyah, beliau ( sayyidah ‘Aisyah) berkata: rosululloh SAW hampir tidak pernah keluar kamar sebelum menyebut dan memuji Khodijah, kemudian rosululloh menyebut beliau (sayyidah Khodijah) pada suatu hari lalu aku mendapatkan pelajaran,lalu aku berkata : bukankah dia hanya seorang wanita tua yang Allah telah memberikan ganti padamu wanita yang lebih baik darinya? lalu rossululloh marah kemudian berkata : tidak, demi Allah, Allah tidak pernah memberi ganti padaku wanita yang lebih baik darinya, dia iman ketika orang – orang kufur, dia membenarkanku ketika orang – orang mendustakanku, dia menolongku dengan hartanya ketika orang – orang menghalang – halangiku, Allah memberikan rizki padaku lewat dia seorang anak,bukan istri - istri yang lain.
Adapun kisah pernikahan rosululloh SAW dengan sayyidah Khodijah, yang pertama kali ditangkap orang – orang dari perkawinan ini ialah tidak adanya kepedulian rosululloh SAW terhadap kenikmatan dan suplementasi jasmani, andaikan rosululloh memperdulikan hal tersebut seperti sebayanya dari para pemuda – pemuda pasti beliau menginginkan wanita yang umurnya kurang dari beliau atau wanita yang tidak lebih tua darinya berdasarkan paling minimnya perkiraan. dan sudah jelas bagi kita bahwa rosululloh SAW hanya menyukai sayyidah Khodijah karena keluhuran dan kemulyaan beliau diantara jama’ah dan kaumnya, bahkan sayyidah Khodijah dimasa jahiliyyah dijuluki wanita yang afifah nan suci.
Pernikahan ini berlanjut hingga sayyidah Khodijah wafat diusia 65 tahun, dan rosululloh SAW mendekati 50 tahun, tanpa berpikir mencari pengganti sayyidah Khodijah dengan menikahi wanita – wanita atau gadis lain. usia seseorang antara 20 sampai 50 tahun adalah masa gejolak keinginan tambah istri dan kecondongan mempunyai istri banyak karena dorongan syahwat.
Akan tetapi Muhammad SAW mampu melewati periode ini tanpa berfikir – seperti yang sudah kita katakan – untuk mengumpulkan wanita lain dengan sayidah Khodijah, baik istri maupun budak perempuan, dan andaikan rosululloh mau pasti rosululloh mendapatkan istri dan banyak budak perempuan, tanpa merusak kebiasaan orang – orang. walaupun demikian rosululloh telah menikahi sayyidah Khodijah dalam keadaan janda, dan sayyidah Khadijah memperlakukan rosululloh dengan hal yang sesuai dengan usia beliau ( rosululloh).
Dalam hal ini tak terkendali mulut orang – orang yang hatinya termakan dendam terhadap islam dan kekuatan kekuasaannya, yakni orang – orang misionaris, orientalis, dan budak – budak mereka yang berjalan dibelakang mereka, mereka meneriakkan hal yang tak pernah mereka dengar kecuali hanya lewat ajakan dan seruan, seperti firman Allah SWT, mereka menyangka bahwa mereka dalam tema perkawinan rosululloh SAW  telah menemukan organ vital untuk menyerang islam dan mungkin bisa untuk mengubah nama baik Muhammad SAW, mereka terbayang bahwasannya dengan kemampuan yang mereka miliki mereka mampu menjadikan Muhammad disisi orang – orang dalam bentuk laki – laki yang penuh syahwat yang tenggelam dalam kenikmatan jasmani yang bosan dalam kehidupan keluarga dan risalah ammahnya jauh dari kesucian hati dan ruh.
sudah maklum, bahwasannya para misionaris dan pembesar orientalis adalah musuh profesional islam,  mereka menciptakan fitnah dalam agama ini karena sebuah proyek yang mereka menyerahkan diri mereka untuk proyek tersebut dan mereka mendapatkan hasil darinya, seperti yang telah diketahui.
Adapun para penipu – penipu yang berjalan dibelakang mereka kebanyakan mereka memusuhi islam berdasarkan pendengaran dan ikut – ikutan. dan tidak berarti bagi mereka membuka hatinya untuk membahas dan memahami, itu hanya hobi ikut – ikutan. permusuhan mereka terhadap islam tidaklah kecuali semacam lencana yang digantungkan para pria di dadanya hanya supaya penisbatan mereka dengan lencana tersebut terhadap satu sisi tertentu diketahui orang – orang.
dan sudah maklum bahwasannya lencana tidaklah lebih banyak dari simbol. permusuhan mereka terhadap islam tidaklah selain simbol yang mereka nyatakan sebagai identitas mereka diantara orang – orang : bahwasannya mereka tidaklah mempunyai peran dari sejarah islam ini, dan loyalitas ( kepatuhan ) mereka hanya karena pemikiran kolonial ini, yang tergambar dalam hal yang diserukan para pendukung koloni pemikiran, dari misionaris dan orientalis. ini adalah pilihan mereka sebelum meneliti dan tanpa adanya usaha memahami ! ya...sesungguhnya permusuhan mereka terhadap islam  tidaklah kecuali semata – mata lencana yang mereka mencap diri mereka dengan lencana tersebut  diantara kaum dan bani jaldah mereka. tidaklah perbuatan pemikiran untuk tujuan meneliti dan bukti.
dan apabila tidak, maka pokok pembahasan pernikahan rosululloh SAW termasuk hal yang paling mudah untuk kemungkinan dibuat dalil orang islam yang cerdas yang paham agamanya yang berpengetahuan luas tentang sejarah nabinya. kebalikan dari apa yang disebarkan musuh agama ini secara total.


[1] dhomir pada lafad نساءها kembali – seperti yang ditunjukkan riwayat imam Muslim – ke langit nisbat kepada sayyidah Maryam dan kembali ke bumi nisbat kepada sayyidah Khodijah. atThoyyibii berkata : dhomir yang pertama kembali ke ummat yang didalamnya terdapat sayyidah Maryam dan dhomir yang kedua kembali ke ummat ini. _ Fathul bari :7/91

Tidak ada komentar:

Posting Komentar